Bukan lautan hanya kolam susu, kail dan jalan cukup menghidupmu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat dan batu jadi tanaman
Lagu ini selalu diputar ulang sama Almarhum Bapak waktu saya masih SD Syairnya masih sedikit aku ingat. Lagu itu mengingatkanku akan kekayaan negeri Indonesia. Lagu ini jadi bahan candaan kami sekeluarga di saat kumpul." Nduk, jangan minum susu lho karena itu berasal dari air laut. " Kata Bapak.Saya yang masih kecil sempat bingung. Dan tak jadi minta Ibu untuk membuatkan susu.Ibu pun menimpali kata Koes Plus Indonesia iku negara sugih(kaya) dan ajaib sampai-sampai tongkat kayu bisa jadi tanaman. Lho....Dan bapak akan tertawa renyah mendengar timpalan candaan Ibuku.
Ah...jadi kangen candaan Bapak. Semoga Bapak tenang di Surga sana.:(
Sebagai anak yang dilahirkan di Indonesia saya jelas bangga dong, kan air laut saja bisa seperti kolam susu dan tongkat batu bisa jadi tanaman ....Lalu apa buktinya kalau aku cinta Indonesia?Apakah hanya dengan melakukan upacara bendera setiap hari Senin dari jaman SD sampai SMA sudah cukup mengatakan aku mencintai negeriku ini?
Indonesia yang kaya dengan keberagaman budaya, kuliner dan suku. Membuatku semakin sayang dengan negeriku. Kecintaan saya dengan Indonesia saya wujudkan dengan membekali anak-anakku dengan mengenalkan keragaman budaya dan kulinernya. Sebagai istri pegawai negeri, saya harus selalu siap berpindah tempat dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.
Pengalaman tak terlupakan saat suami dinas di Ambon. Di kota ini aku baru kenal makanan Papeda. pertama kali mau makan papeda dalam benakku "Lem kok dimakan."
Tapi Oma Cory asisten rumah tanggaku selalu memasak papeda dan dimakan dengan ikan kuah kuning seminggu sekali. Kalau seminggu tak makan papeda atau ikan katanya badannya jadi lombo (loyo).
Papeda adalah makanan yang terbuat dari sagu yang dituang dengan kuah panas dan diaduk-aduk secara cepat . Hasilnya putih bening sepeti lem bagiku. Saya pun yang tadinya hanya melihat akhirnya ingin mencoba. Pertama kali mencoba rasanya terasa asing di lidah. Tapi lama-lama akhirnya doyan.
Secara konkrit bangga dan cintaku pada Indonesia saya tanamkan kepada anak-anakku lewat mengajak mereka mengunjungi Taman Mini Indonesia indah saat liburan tahun kemarin. Mereka berdua sangat antusias dan kagum dengan aneka ragam rumah adat di Indonesia.
salah satu rumah adat yang disuka anakku |
Pada waktu ada pertunjukan reog Ponorogo dan kesenian jathilan atau kuda lumping saya ajak Lantip untuk melihatya. Lantip sangat senang dengan kesenian reog tertutama dengan penari warognya. gerakannya sangat lincah dan dinamis.setiap habis melihat pertunjukan reog Ponorogo, Lantip dengan lucu mencontoh gerakan - gerakan yang dilihatnya. Lantip memakai kain sarung dan helm topeng sebagai pengganti topengnya.
Reog Ponorogo |
Tarian warog |
Lantip juga tak pernah melewatkan tontonan gratis Barongsai setiap tahun baru Imlek. Asal ada pertunjukan yang berbau tradisional selalu aku ajak Lantip untuk menonton. agar dia tahu inilah Indonesia, cintailah negerimu dengan keaneka ragamannya. '
"Suatu saat jika kamu pergi ke luar negeri pasti kamu akan kangen dengan negeri ini," kataku mengingatkannya.Saat Lantip berandai-andai ingin pergi ke luar negeri. :D
Barongsai |
Soto Buntut |
Begitu kaya dan indahnya negeri ini hingga aku harus bilang I love yo full terutama dengan kulinernya. Tahu kan masakan rendang sampai diakui sebagai masakan terlezat di dunia.
Begitulah caraku mengenalkan keberagaman budaya Indonesia ke anakku agar mereka selalu mencintai negeri Indonesia yang gemah ripah loh jinawi ini.
Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Kontes Unggulan :Aku Dan Indonesia di BlogCamp
ReplyDeleteDicatat sebagai peserta
Salam hangat dari Surabaya
Mbak tatiiiit moga menang
ReplyDeletesemoga menang mbaaa...aamiin..*kirim jampe2 dari ungaran :D
ReplyDelete