3 hari yang lalu, dapat kabar sedih dari seorang sahabat dan juga tetangga sekaligus penjual pisang langganan favoritku. Hampir tiap weekend saya membeli dagangan pisang goreng dan tahu isinya yang manyus. Pisang gorengnya sangat legit, karena pisangnya bener-bener masak di pohon bukan hasil peraman.
Sahabat saya ini sebut saja Bu Siti, setiap paginya jualan pisang goreng dan tahu isi dengan dibantu 3 anak laki-lakinya. Beliau mendidik anak laki-lakinya untuk bisa juga melakukan pekerjaan perempuan. Walau anak laki-laki sebaya anakku Lantip tapi sudah pinter mencetak ote-ote, menggoreng pisang goreng dan tahu isi. Bahkan terkadang anak laki-lakinya yang mbarep ini sering disuruh mengantarkan pisang goreng ke pelanggaannya. Salah satu pelanggannya diriku,, anak ini juga teman main bola Lantip setiap sore di taman.
Namun mulai 3 hari yang lalu dan hari-hari berikutnya mungkin tak lagi aku temui sapaan manismu Nak.
"Pagi Te, nagnterin pisang goreng sekalian bonus tahu isi buat Lantip."
Nak mata ini basah jika ingat polah tingkahmu di setiap sore dan pagimu saat bermain dengan Lantip....
Nak...Tante sekarang hanya bisa mengirimmu seutas doa semoga kau diberi tempat terbaik di sisiNYA.
***
tiga hari lalu Lantip cerita kalau dirimu sudah dipanggil sang Khalik. Tanpa sakit, katanya hanya jatuh lalu malamnya badan panas dibawa ke rumah sakit, sudah terlambat. Enahlah dia kena sakit apa.
Padahal pagi masih sekolah dan main dengan teman-temannya.
Sore pulang sekolah tiba-tiba Lantip cerita,"Ma, masih ingat anaknya Bu siti."
"Iyo kenapa?Mau ngajak main bola lagi?"
"Dari status teman-teman, katanya tadi pagi meninggal padahal nggak sakit. "
Deg...hening sejenak. anak yang rajin, banyak tingkah dan gesit saat membantu ibunya itu telah berpulang, Inalillahi wainnaillahi rojiun.Semoga yang ditinggalkan diberi kesabaran, dan semoga dia diberi tempat di surga.
Aku pun mengajak Lantip untuk takziah tapi ternyata rumah sudah kosong, karena jenazah dibawa ke Malang.
Pagi hari tukang sayurku juga mengatakan, Bu, pisang goreng dan tahu isinya mungkin libur panjang. Mbak Siti sedang kesusahan.
Oalah Mbak, semoga dirimu selalu diberi kesabaran dan ketabahan. tak bisa kubayangkan hari-harimu kehilangan anakmu. Saya saja masih saja teringat polahnya saat main sepak bola dengan Lantip, apalagi dirimu Mbak. Semoga kau selalu kuat Mbak.
Aku rindu senyuman manismu, sapaanmu, kerajinanmu Nak.
Setiap takziah aku seperti diingatkan atas tabungan amalku di dunia. Segera aku pun mengambil air wudhu dan berusaha mendekat kembali pada-Nya serta minta ampunan atas dosa-dosa yang telah aku perbuat. Karena maut bisa menyapa siapa saja.
Sedih bacanya mbak...:(
ReplyDeleteIhik :'(
ReplyDelete