13:27
Kisah Penjual Soto Ayam
Kemarin saya beli Soto ayam. Sambil menunggu pesanan saya biasanya ngobrol dengan penjualnya. Sebut saja Pak Mad namanya, dia berjualan sejak anak-anaknya masih kecil hingga sekarang anaknya sudah "jadi orang".
"Pak resepnya apa kok anak dua bisa netas semua,"kataku sambil tersenyum.
"Bonek Bu.Dari soto inilah anak saya bisa sekolah sampai tinggi. Dan alhamdulillah mereka nggak ada yang minder dengan profesi bapaknya."Jelasnya
Pak Mad hanya penjual soto bisa mengantarkan kesuksesan anak-anaknya hingga sekarang. Dulu Pak Mad ingin menyekolahkan anaknya hanya dengan modal nekat. Saat anak pertamanya ingin melanjutkan kuliah di sekolah perawat dan kebidanan., Pak Mad tak ada tabungan. Pak Mad hanya bisa menghela napas ketika putrinya minta uang buat membeli formulir pendaftaran sekolah. uang yang ada hanya cukup untuk memutar modal jualan soto. Jika uang diberikan pada anaknya maka Pak Mad akan libur jualannya.
Pak Mad hanya bisa duduk termenung d depan teras, antara sekolah anaknya atau dia tidak jualan dan besok Ibunya mau masak apa. Akhirnya dia putuskan untuk pinjam uang ke tetangga, seorang polisi. Selepas jamaah sholat Isya' pak Mad bertamu ke rumahnya. Polisi ini terkenal sangat suka menolong dan rendah hati.
Uang pinjaman sudah di tangan, malah dia dipinjami uang lebih dari yang dibutuhkan.Pak Mad bisa agak lega, akhirnya anaknya dapat kuliah. Pak Mad mulai menyisihkan uang hasil penjualan sotonya stiap hari sebesar 5000-10000 agar dapat melunasi hutang. Namun biaya kuliah yang cukup tinggi buat Pak Mad, uang yang dikumpulkannya belum cukup melunasi hutang. Justru semakin bertambah hutangnya. Hampir saja anaknya tak ingin melanjutkan kuliah karena kasihan dengan orang tuanya.Pak Mad tak mau anaknya putus kuliah, maka dia berpesan pada anaknya agar tak usah pusing memikirkan biaya, pasrahkan saja pada sang pemberi Rejeki yaitu Allah SWT.Tak ada yang tak mungkin jika kita mau kerja keras dan berdoa pada Allah.
Pak Mad tak mau menyia-nyiakan kepercayaan pada orang yang sudah memberinya pinjaman, dia tetap hidup sederhana dan tetap berusaha menyisihkan uang hasil penjualan sotonya untuk melunasi hutang. Walau istilahnya gali lubang tutup lubang namun Pak Mad tetap berupaya melunasi hutangnya.
Pak Mad berpesan pada anak pertamanya agar kuliah yang benar dan jangan meninggalkan sholat lima waktu serta sholat tahajud.Anaknya pun patuh.
Pak dan Bu Mad, hanya bisa menengadahkan tangan di setiap sepertiga malam buat keberhasilan anak-anak dan bersyukur atas nikmat Allah yang telah diberikan padanya. Biasanya setelah sholat tahajud Pak dan Bu Mad menyiapkan jualan sotonya . Setelah adzan Subuh, dagangan sudah siap tinggal mendorong gerobaknya ke pasar.
Perjuangan Pak Mad tak sia-sia, dari menyisihkan uang jualan sotonya, akhirnya hutang dapat dilunasi dan anaknya pun lulus dari sekolah keperawatan dengan nilai yang terbaik dan anaknya akhirnya juga bekerja sesuai dengan bidangnya.Dan sampai saat ini hutangnya sudah lunas, dengan bantuan anaknya sekarang sudah memiliki tanah dan didirkan warung untuk jualan sotonya di daerah perumahanku. Sampai saat ini anaknya telah menjadi seorang kepala perawat di salah satu rumah sakit. Tapi Pak Mad tetap saja berjualan soto di masa tuanya.
Ah indahnya cerita dari Pak Mad, membuatku selalu bersyukur atas apa yang Allah berikan padaku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Salah satu contoh, bagaimana orang tua akan melakukan apa saja demi anak-anaknya. Terutama demi pendidikan anaknya. Ceritanya menginspirasi sekali ya mbak.. :)
ReplyDeleteMakasih mbak Nurul sudah mampir :)
DeleteSemuanya yang kita dapat dan terima hendaknya dilandasi dengan penuh rasa syukur ya mbak...
ReplyDeleteKeren juga nih kisah Pak Mad, semoga dapat kita ambil pelajaran didalamnya
ReplyDeleteDuh.. Pengen soto ayam jadinya, Mbak.. :D
ReplyDelete