Seringkalai saya mengeluh dan merasakan betapa rejeki
saya seperti mampet, tapi tadi pagi bincang – bicang dengan seorang kawan,
jangan suka mengeluh, katanya. Rejeki itu sudah ada takarannya.Ketika kau mengeluh
semakin Allah seperti menguji kesabaranmu lho. Nasehatnya cukup menohok
diriku.
Padahal hanya beberapa kalimat tapi selalu aku ingat.
Padahal hanya beberapa kalimat tapi selalu aku ingat.
Sampai di rumah kalimat yang dia ucapkan masih terngiang
terus ditelinga Sambil melihat televisi aku renungkan kembali kalimat yamg
diucapkan temanku tersebut.beberapa hari ini aku seperti tak punya daya
memikirkan masalah keuangan yang hanya tinggal beberapa di tabungan. Padahal
kebutuhanku bulan depan masih harus membayar uang semesteran dan bayar kost
buat mbarepku yang kuliah di Malang.
Suamiku sudah mengingatkanku juga bismillah rejeki sudah
ada yang mengatur selal bersyukur saja. Jangan galau dan bersyukur saja apa
yang sudah di depan mata. Yang penting atur saja keuangan. Duuh repot ya kalau
suami sudah pasrah sama manager keuangan gini. Yo wis lah pokoke cukup. Cukp
rumah satu,cukup motor satu cukup tabungan buat sekolah anak di sekoah swasta
favorit. Candaku pada suamiku.
Ternyata temanku pun pernah mengalami hal serupa
denganku, jadi wajar menurutk terkadang terbesit pikiran yang galau masalah
rejeki. Temanku ini ternyata lebih parah dariku, sehari terkadang hanya membawa
hasil dari usahanya hanya 250 ribu. Ketika kita nggege mongso alias kemrungsung
dan selalu merasa tak cukup yang didapat hanyalah kemarahan dan menjadikan
hubungan suami jadi tak harmonis. Harus dsalah satu membawanya ke dalam suasana
yang dingin dengan menghibur atau membawanya bercanda.
Hingga suatu saat ujian kesabaran itu datang mungkin
dinamakan teguran atau hanya sebuah cerita yang harus dia lakoni agar kembali
mendekat kepada Allah. Sakitnya sang anak hingga membawanya ke sakaratul maut.
Saat itu dia tersadar bahwa rejeki ,anak semua harta yang ada di dunia hanya
titipan saja. Seberapa pun kita ngoyo berusaha, ada tangan Allah yang menentuka
ketepan rejeki kita.Tak usah mengeluh dan tak bersyukur atas rejeki yang sudah
ditetapkan oleh Allah. Kita manusia hanya wajib berusaha dan berdoa.
Sejak itulah dia tak pernah mengeluh setiap diberi oleh
suaminya uang belanja entah itu sedikit atau lebih tak pernah berucap kurang. LJustru dia semkin
mempertebal imannya dengan melakukan sholat sunah selain sholat wajib.Setiap
pukul 3 menjadi rutinitasnya untuk bangun malam dan sholat tahajud dilanjut
baca alquran hingga menjelang Subuh, Sambil menunggu putra putrinya bangun, maka diluangkannya hobi menulis di
sela-sela kesibukannya.
Ketika dia selalu bersyukur dan tak pernah mengeluh,
selalu saja rejeki datang darimana saja.
Dari mendengar ceritanya, aku pun mencocokkan dengan
kondisiku saat ini.Betul juga ya rejeki itu sudah ada yang mengatur dan sudah
ada takarannya masing-masing. Ketika kita merasa uang berlebih kebutuhan dan
keinginan pun semakin meningkat. Akupun mulai mengikuti seperti yang
dijalaninya, Ternyata aku pun juga mengalami hal yang sama, saat aku butuh uang
ada saja pintu rejeki terbuka dari jalan lain.
Aku pun beristighfar ya Allah ampuni hambaMu yang tak merasa
cukup atas rejeki. Keberkahan sehat saja harusnya sudah dapat aku nikmati dan
syukuri kenapa aku masih mengingkari karuniaMu
Harus lebih banyak bersyukur ya mbak.. :)
ReplyDeleteIya Mbak, jadi harus lebih bersyukur ya.. Selalu melihat ke bawah, jangan ke atas.. :D
ReplyDeleteiya mbak bener, rezeki itu semua dari Allah dan sudah memiliki porsi masing2 utk setiap individu :)
ReplyDeleteBetul mbak, rezeki sudah ada yang ngatur dan setiap orang pasti tidak sama takarannya. Tugas kita hanya berusaha dan berihtiar...
ReplyDelete