Tas kain menggantikankanong plastikku |
Mulai tanggal 21
Februari 2016, bertepatan dengan Hari sampah retail seperti Alfamart,
Hypermart, dll memberlakukan konsumen membayar Rp 200,00 untuk kantong plastik
yang digunakan buat membawa barang sampai ke rumah. Kebijakan ini diujicobakan
di 22 kota.
Saya sebagai Ibu rumah
tangga sangat mendukung gerakan ini. Seringkali saya dipaksa oleh mbak kasir
atau tukang sayur untuk menaruh belanjaan saya dengan plastik. Padahal saya sudah
menolaknya. Alasan mereka, nggak elok barang belanjaan tanpa ditempatkan dalam
kantong plastik.
Saya ingat waktu
itu hanya belanja minuman dan bateray,
saya menolak pakai plastik, cukup
saya sempilkan di tas saya. Kejadian ini berulang saat saya belanja sayuran ke
tukang sayur langganan. Setiap saya belanja di depan rumah saya juga menolak
plastik, alasan saya plastik sudah numpuk dan belum sempat digunakan ulang. Dan
apa jawabnya, numpuk tinggal buang di sampah saja.
Hey hello…tidakkah
mereka sadar bahwa sampah plastik bisa hancur terurai setelah 50-100
tahun.Apakah nantinya kita akan mewarisi sampah plastik pada anak cucu kita? Naudzubillahmindzalik.Bukan
masalah nominal harganya, tapi sekedar ingin berbuat hal kecil bagi lingkungan
dari diri sendiri.
Masih ingat berita
di televisi yang menayangkan bahwa Indonesia adalah penyumbang sampah plastik
ke laut kedua terbesar di dunia. Padahal sampah plastik kalau dibuang ke laut
akan menyebabkan kerusakan ekosistem laut dan merusak lingkungan
sekitarnya.Bahkan sampah plastik ini bila dibuang di penampungan sampah dan
tercampur dengan air. Air resapan dari plastik ini bisa menyebabkan penurunan
kwalitas air tanah dan air tanah pun akan tercemar.
Masih banyak masyarakat
yang membuang sampah plastik seenaknya ke sungai, seperti bekas botol mineral,
bekas stereofoam makanan. Mereka tak menyadari bahwa tindakan mereka itu bisa
menyebabkan banjir. Namun saat terjadi banjir mereka mencari kambing hitam untuk
disalahkan.Pembakaran sampah plastik pun akan menimbulkan polusi udara.Kesadaran
masyarakat akan sampah masih minim di negara kita. Dengan adanya kebijakan
membayar kantong plastik di setiap retail diharapkan dapat mengurangi sampah
plastik.
Bagi beberapa
masyarakat mungkin duit Rp 200,00 hanyalah kepengan rupiah yang kecil. Masih
kurang dari ongkos parkir, mungkin bila kita mau mencari di selipan dompet atau
dasbor mobil selalu ada. Mereka mungkin memilih memakai plastik saja.
Menurut kacamata
saya kebijakan ini mungkin tujuannya
untuk mengurangi sampah plastik yang mulai menumpuk di tempat pembuangan
akhir. Yang dulunya gratis, sekarang harus berbayar. Apakah hal ini akan
efektif mengurangi sampah tersebut? Mari kita tunggu 3 bulan ke depan sesuai
kata menteri Lingkungan hidup, katanya hal ini akan selalu dievaluasi .
Dalam pikiran awam
saya, kenapa kalau kantung plastik yang disalahkan,tidak langsung menutup
pabrik kantong plastiknya? Tapi kalau pabrik plastik ditutup pasti menambah pengangguran. Ada 5 hal yang
bisa digunakan untuk mengurangi plastik, semua diawali dari kesadaran
masyarakat sendiri.
- Salah satu cara adalah mendaur ulang kembali plastik
Mengolah plastik menjadi kantong ramah lingkungan dimana plastik itu akan
hancur setelah dipakai bebrapa bulan. Beberapa waktu lalu saya mendapat plastik
dengan tulisan go green dari salah saru supermarket, ketika plastik itu saya
pakai menyimpan barang di gudang, ternyata malah hancur berkeping-keping
setelah beberapa bulan.Plastik seperti ini juga bisa jadi solusi. Boleh saja
dijadikan menampung sampah sebelum diangkut oleh tukang sampah.
- Bank sampah
Sekarang ini di
lingkungan wilayah RT saya sedang disosialisasikan adanya bank sampah. Jadi
setiap rumah tangga diberi plastik hitam besar untuk menampung sampah kering.
Setiap bulannya sampah itu harus disetor kepada pengurus untuk ditimbang. Bila
sudah terkumpul banyak maka sampah akan dijual ke tukang loak untuk didaur
ulang. Hasil penjualan sampah kering ini dibuat tambahan kas RT.
- Membuat tas sendiri dari kain
Agar diet plastik
lebih efisien, mungkin kita bisa membuat tas dari kain sendiri untuk belanja.
Di wall FB sedang trending topic sharing cara membuat tas
dari kaos oblong bekas. Hal ini bisa kita coba praktikkan. Selain kaos oblong
kita bisa menggunakan bekas karung terigu 25 kg. Kantong terigu kita gunting,
lalu sisa guntingan bisa digunakan untuk talinya.Atau terkadang saya kumpulkan
tas kain dari nasi berkat kondangan, di daerahku untuk mempermudah membawa oleh-oleh atau nasi berkat, dus ditaruh di
tas kain . Tas itu saya kumpulkan dan lipat, jadi sewaktu-waktu bisa saya
gunakan belanja
- Mendaur ulang kantong plastik atau sampah plastik menjadi kerajinan tangan
Kantong plastik
berwarna bisa kita jadikan bunga untuk hiasan di meja tamu. Atau bisa juga
tutup botol mineral bisa digunakan sebagai bros jilbab.Untuk membuatnya kita
bisa lihat panduannya di youtube atau tanya pada google. Semua cara dan langkah
tinggal kita ikuti. Siapa tahu dengan mengasah ketrampilan membuat kerajinan
plastik bisa menambah penghasilan
.
- Memberikan kantong plastik bekas ke tukang sayur
Jika tukang sayur
atau supermarket tetap memaksa menaruh barang di plastik. Maka sampai rumah,
plastik tersebut saya lipat rapi. Saya kelompokkan dari yang kecil,sedang dan
besar. Lalu saya lipat dan akan saya
sedekahkan atau kasihkan tukang sayur langganan. Tapi pilih plastik yang masih
bersih ya. Tukang sayur senang karena menghemat pengeluaran uang untuk membeli
plastik,dan kita pun dapat pahala. J
Nah dari kelima hal
di atas mungkin bisa menjadi solusi untuk menyadarkan masyarakat akan diet plastik
atau pentingnya menjaga lingkungan alam. Agar alam tak marah kepada kita dengan
memberikan musibah banjir di mana-mana. Satu lagi kalau program kantong plastik
seharga Rp 200 ini belum membuat jera para pemakainya sebaiknya harga plastik
dinaikkan saja, atau sebagai gantinya pakai bungkus kertas.Atau seperti saya
kalau belanjaannya banyak, saya minta dus . Nanti dusnya bisa dikumpulkan dan
dijual ke tukang loak. Hehehe…
Masalah plastik ini memang bisa menjadi masalah yang
besar bila kita tak peduli pada
lingkungan. Sekarang ini, di media cetak maupun online ada berita gajah
yang ikut membersihkan Pantai Kuta Bali. Dengan didampingi pawang, gajah-gajah
ini membersihkan sampah yang berserakan di pantai . Gajah dengan belalainya
mengambil sampah plastik dan meletakkan sampah pada tempat yang sudah
disediakan pawang.
Kalau sudah begini, kita sebagai manusia apa tak malu
sama binatang. Masak manusia kalah dengan gajah. Gajah saja tahu dimana
membuang sampah seharusnya, masak kita manusia berakal membuang sampah
sembarangan. Yuk mulai sekarang jangan buang sampah atau plastik sembarangan.
Awali dari lingkungan terdekat yaitu keluarga, pisahkan sampah kering dan
basah.
Walau diet kantong plastik ini masih ada pro dan kontra,
bagi saya ya tetep dijalani saja. Toh bila saya nggak mau bayar saya tinggal
membawa tas kain dari rumah. Kalau belanjaan terlalu banyak bisa saja minta
ditaruh di dus, kalau lupa bawa tas kain ada sedikit uang lebih ya bayar saja. Saya hanya orang awam, yang nggak mau debat dan menyalahkan
kebijakan pemerintah. Selama saya masih bisa masak tahu tempe dan bisa tidur
dengan nyenyak serta melihat senyuman bahagia dari dua bocahku, saya bahagia.Hidup bagi saya sesimple itu. Setidaknya
langkah kecil saya untuk mendidik anak memisahkan sampah kering dan basah serta
memakai tas kain saat belanja semoga
bisa mereka tiru. :)
Goodie bagnya sama bu Tatit :D
ReplyDeleteMendngan bawa kantong sendiri ya, hemat.
Iya, daripada menyalahkan wis dijalani aja, bawa kanong sendiri dari rumah.
Deletesaya td ke minimarket, lupaaaa bawa tas sendiri
ReplyDeleteAku ada beberapa tas kain nih, cocok buat belanja menggantikan tas kresek. Nah, kalo ke pasar bisa pake keranjang :)
ReplyDelete