20:48
Masa Kecil Yang Tak Terlupakan
Kalau bicara masa kecil, aku harus putar memori .Bagaikan kaset yang minta direwind.Bagaimana masa kecilku? Ketika aku putar ulang memoriku kok yang nyantol hanya yang usil dan jahil. Namanya juga anak-anak, pastinya ada kenangan yang bandel eh kuralat bukan bandel ding tapi kreatif hahahaha...
asa kecilku yang tak terlupakan adalah:
1. Main Petak Umpet Di Kuburan
Jaman aku masih kelas 3 SD sering main ke rumah teman yang rumahnya dekat kuburan. Biasanya kami main petak umpet setelah pulang sekolah sampai sore hari. Asyiknya main di kuburan bisa nyari buah buni atau wuni . Bentuknya bulat kecil dan rasanya asem. Biasanya kami memanjat pohon buni lalu dibikin rujak rame-rame.
Buah mangga, pepaya juga mengambil dari pohon yang kami lewati. Kami mengambil sambil bilang "Nyuwun Bu. " Lalu dijawab sendiri , "Monggo"
Buah dikumpulkan al dirujak dan dimkan bareng-bareng Nah minumannya aku biasanya menyuruh mbak di rumah supaya bikinkan es sirup atau minta tolong diambilkan degan di rumah Simbah.
Yang paling mengesankan kalau pas main di kuburan itu, pas ada yang bongkar kuburan untuk dipindahkan tempatnya. Aku melihat langsung tulang-tulang dan terkadang ada barang yang masih tertinggal di kuburannya. Ada kancing emas, uang benggol jaman Belanda. Setiap kami mendekat pasti diusir oleh Bapak-bapak pengggali kuburan.namanya anak-anak semakin dilaran ya emain mnedekat.
Walau ditakuti nanti malam arwahnya akan datang ke rumah, kami hanya tertawa saja.
Karena aku ingat weejangannya Simbah, wong mati iku ra iso obah kalau obah kui wong urip kudu sregep golek duit. (Orang mati nggak bisa gerak, kalau gerak itu orang hidup harus rajin cari uang))
2. Rel Sepur dan Paku
Daerahku dekat dengan pabrik Gua Tasik Madu. Jadi kadang sawah-sawah penduduk ditanami tebu. Untuk mengangkut tebu jaman aku SD masih memakai lori dan sepur kluthuk. Biasanya sebelum kereta lewat aku sama saudara sepupu cepat-cepat pasang paku.Kalau sepurnya sudah lewat lihat hasil paku yang gepeng kayak bangga gitu. Wuiih ajaib ini senjata kerisku. Imajinasi anak-anak. :)
Kadang kami mengambil tebu-tebu di lori, sambil berlari-lari. Ngumpet menghindar dari mandor dan amukan Bapak. Kalau berhasil ndudut atau narik tebu dari lori rasanya puas. Seharga dengan harga kelelahan yang dibayar.Walau pada akhirnya dilaporkan ke Bapak dan aku kena marah, kata Bapak,"Anak wedhok pethakilan." (Anak perempuan banyak tingkahnya).
Begitulah Almarhum Bapak memberikan perhatian dan sayangnya padaku.
3. Jualan Penghapus dan Bikin Baju dari kertas buat boneka lidi.
Ibuku punya toko kelontong di Pasar. Aneka kebutuhan dari makanan, beras, minyak, alat tulis dan jahit, ddl pokoknya hampir lengkap deh di antara toko yang lain. Nah aku suka mengambil penghapus yang warnawarni ijau, merah , ungu atau pensil buat saya jual ke teman-teman di sekolah.
Tapi uangnya masuk ke kantongku. Uang hasil penjualan aku kumpulkan lalu mengajak Ibu buat beli buku.Kalau yang baju untuk boneka lidi, aku bikin dari kain atau baju Ibu yang sudah usang atau robek. Lalu aku jual ke teman-teman. Yang dari kertas aku warnai pakai spidol. Jadi kalau punya temenku polosan, punyaku warna -warni. Mereka suka beli hasil tanganku itu.
Ketiga hal di atas adalah kenangan masa kecil yang tak bisa kulupakan, sebenarnya masih ada keusilan yang lainnya. Ah sudahlah ini hanya sekedar cerita, siapa tahu dibaca anak dan cucuku nantinya. Jadi yang baik mereka tiru dan yang jelek semoga mereka nggak meniru dan nurun.Itulah harapanku. hehehe
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
hihi..bahasa Zimbabwenya nggrathil mbak...
ReplyDeleteKalo aku sebaya dengan mbak, pasti udah ikutan main ama mbak Tatit, karena ga bisa diem, apalagi ngintil ke kuburan..siapa tahu nemu gigi emas..hihi
Hahaha..tos, sesama ngrathil. Tapi sekarag berusaha anggun kok :)
Delete