Kemarin saya berkesempatan nonton bareng film "Untuk Angeline". Film ini diputar serentak di bioskop-bioskop sejak tanggal 21 Juli 2016, bertepatan dengan hari anak nasional pada tanggal 23 Juli. Film ini hanya terinspirasi dari kasus Angeline. Bocah Bali yang diadopsi, dan meninggal karena mendapat perlakuan kekerasan dari Ibu angkatnya.
Foto by Mbak Dwi Permitasari |
Saat diajak nonton film ini ingatanku melayang pada film yang aku tonton saat SMP dulu, yaitu kisah Ari Hanggara. (duuuh jadi kelihatan saya angkatan berapa ya :))
Film ini saya pikir mengajarkan kekerasan ternyata bayangan saya salah besar. (makanya tho mbak nggak usah bayangno sebelum melihat :)).Film ini mengajarkan tentang bagaimana berhubungan dengan tetangga untuk saling peduli, sayangi anakmu walau itu bukan anakmu sendiri. karena anak-anak hanyalah makhluk polos yang perlu dilindungi dan diberi kelembutan serta kasih sayang.
Ketika aku tonton, cukup membuat mataku sembab.
Sebelum nonton film ini pokoknya jangan lupa, siapin tisu ya.
Diawali dengan kisah Samidah (diperankan oleh Kinaryosih), perempuan desa yang tingggal di Banyuwangi sedanng hamil 8 bulan, diajak suaminya Santo ( diperankan Teuku Rifnu Wikana) pindah ke Bali untuk memperbaiki ekonominya. Satu bulan tinggal di Bali, Samidah melahirkan anak yang cantik. Namun saat mau keluar Rumah Sakit, mereka tak bisa menebus biaya administrasi . Samidah menyarankan untuk menjual motor suaminya untuk menebus biaya administrasi, namun suaminya tak mengabulkan. Saat putus asa, Santo bertemu dengan John (Hans De Kraker)dan Terry (Roweina Umboh). Mereka menyanggupi melunasi biaya administrasi tapi juga ingin mengadopsi bayi Samidah.
Samidah sebanrnya keberatan bila anaknya diadopsi. Namun Santo memberikan alasan, agar anaknya mendapatkan kehidupan yang lebih layak maka mereka harus rela bayi mereka diadopsi. Akhirnya hati Samidah pun luluh, dan melepaskan anaknya untuk diadopsi.
Lalu cerita berlanjut, John sangat menyayangi Angeline(Naomi Ivo), meskipun sebenarnya dia juga memiliki anak laki-laki bernama Kevin.Kevin merupakan anak John dengan Terry.Terry merasa perlakuan Jhon sangat membedakan kedua anak ini.Dan hal ini sering menimpbulkan konflik rumah tangga mereka. Hingga akhirnya John meninggal dunia karena sakit jantung, saat itu usia Angeline 5 tahun.
Sejak ayah angkatya meninggal, kehidupan Angeline berubah 180 derajat. Tak ada kasih sayang dari Ibu dan kakaknya. Angeline kerap tak diberi makan, sering disuruh memberi makan kucing-kucing Ibu angkatnya. Perlakuan buruk Ibu angkat dan kakak angkatnya ini dilakukan pada Angeline hingga dia berusia 9 tahun.Tak ada tetangga yang tahu, kecuali pembantu dan sopir. Hingga tersebar kabar kalau Angeline hilang.
Bersamaan dengan hilangnya Angeline, Samidah yang bekerja di luar negri juga pulang ke Bali. Harapannya dia ingin menemui putrinya. Namun harapannya tak terkabul. Malah saat pulang ke Bali Santo sudah mempunyai istri lagi dan sedang hamil. Hidup Samidah bagai sudah jatuh ketimpa tangga. Saat Samidah menyurh suaminya unuk mencari Angeline, tiba-tiba pintu rumah diketuk. Dua orang polisi membawa Samidah ke Rumah Sakit. Samidah kebingungan, sebenarnya apa yang terjadi? Badan Samidah lunglai begitu di rumah sakit, dia dibawa ke ruang jenazah dan mendapati Angeline anaknya sudah tak bernyawa.
Nah adegan di sini bagiku agak janggal, kok Samidah langsung bisa mengenali anaknya ya? Mungkin karena naluri seorang Ibu kali ya. :)
Sampai kapan pun Samidah tak akan memaafkan pembunuh anaknya.Dan dia berjuang ingin mengetahui siapa yang tega membunuh anaknya tersebut,.
Ending filmnya Samidah membayangkan Angeline berada di Surga bertemu dengan ayah angkatnya.
Hikmah yang saya ambil setelah nonton film ini, bahwa keluarga merupakan pilar utama dalam mencegah kekerasan. Anak merupakan titipan Illahi, jika memberi nasehat pada anak sebaiknya cari tahu apa yang mereka inginkan dan nasehati mereka bagaimana cara melakukannya, bukan dengan kekerasan. Berikanlah contoh bukan hanya teori. :)
Semoga tak ada Angeline-Angeline berikutnya.
No comments:
Post a Comment