Dari tanggal 9 - 16 April 2018, anakku menghadapi USBN lalu dilanjut 23-26 April 2018 UNBK. Setiap kali ujian, anaknya santai tapi saya justru yang deg-degan dan perut mules rasanya. Pelajaran semakin sulit tapi anaknya menghadapi dengan santai. Saya yang deg-degan dengan hasil nilai akhirya. Kekhawatiran saya adalah mampukah dia masuk ke SMA negeri sesuai yang diimpikannya bila dia belajar dengan santai. Lalu langkah apa yang saya lakukan menghadapi anak yang super santai saat ujian?
Sebagai orang tua, saya usahakan menunggu anak-anak belajar. Walau terkadang ada beberapa soal yang ditanyakan ada yang tidak bisa saya jawab, namun saya usahakan untuk menjawab dengan membantu mencari bersama di google. Setidaknya bila saya tunggu belajarnya lebih terkontrol, TV dimatikan, laptop menyala hanya untuk browsing saja dan diiringi alunan musik agar tak gampang ngantuk. Apakah saya menuntut anak saya agar selalu ranking? Jawabnya tidak. Karena saya tahu kemampuan anak-anakku. Saya hanya berpesan, nilai akdemik sing penting tidak di bawah kkm, kamu juga kudu punya keahlian entah musik, atau bidang lainnya. Dan tentunya saya akan berusah memfasilitasinya. Kalau bisa ya disekolah negeri, kalau nggak ya wi di swasta pun rapopo.(Sing terbaik bagi kamu yang Allah pilihkan, doa saya setiap habis sholat)
Nah saat ujian begini, saya biasanya hanya fokus di rumah dan antar jemput. Nggak tahu ya rasane pengin dekat anak aja memberi support dan mengingatkan. Support dan langkah yang saya lakukan:
- Menyediakan telinga untuk mendengar keluh kesahnya
Anak ragil ini cenderung kalau punya hal yang tak mengenakkan hati di sekolah selalu diam, Namun saat di rumah baru disampaikan uneg-unegnya . Uneg-unegnya ini paling beberapa soal yang susah dikerjain. Dan saya hanya bisa berkata, "Wis Adik sudah melakukan yang terbaik hasilnya nggak usah dipikir dalam-dalam. Nah setelah itu dia akan merayu untuk refrshing sejenak dengan melihat youtube musik atau jedag - jedug ngeremix lagu sebelum sore dan malamnya belajar lagi.
- Menyediakan cemilan
Entah mengapa anak-anakku kalau belajar penginnya nyemil. Maka saya selalu sediakan ceman, kemarin bikin brownies dan spageti. Kalau lagi males masak ya beli kletikan atau gorengan aja. Dia selalu bercanda mikir itu bikin lapeeeer. hahahahahaha...
- Selalu membangunkan jam 2 atau jam 3 untuk shoolat tahajud dilanjut belajar lagi.
Yang ragil ini memang kalau belajar setelah maghrib hanya 1-2 jam setelah itu tidur atau lihat televisi setelah browsing-browsing. Tapi tiap malam penginnya dibangunin sebelum Subuh buat shoalt tahajud lanjut ngerjain soal-soal tahun-tahun lalu. Ya sudah saya ngikutin maunya saja. Walau kadang ya sering ngomel sih, "Dik sudah belajar belum? Kalau sudah begini dia pasti hanya membeo, omonganku sambil tersenyum .
- Ikut membantu browsing hal-hal yang belum dia mengerti
Di era digital begini, sangat dimudahkan untuk mencari informasi, kalau jaman saya ujian dulu, bapak menyediakan buku RPUL, RPAL dan buku-buku bank soal. Duuuh saya dulu semakin klenger kalau disuruh baca. Karena itu sekarang penerapan gaya belajar yang diajarkan Bapak tidak saya terapkan ke anak. Biarlah dia mau nonton TV sebentar, mau jedag-jedag asal tahu waktu, sesuai kesepakatan dengan saya ya sudah. daripada otaknya umob hehehehe...Biasanya si ragil kalau sudah jenuh paling minta dimasakin atau dibelikan makanan doyananya atau jalan-jalan ke mall selepas ujian.
Begitulah langkah yang saya lakukan ketika anak menghadapi ujian, sing penting belajar. Hasil akhir serahkan pada Allah.
Hello mate great blog
ReplyDelete