Didi Kempot Come Back Dengan Sadboys dan Sadgirlsnya

Dua minggu lalu, Acara Ini Baru Empat Mata di Trans7 dipandu oleh Tukul Arwana kembali tayang. Sebagai bintang tamunya Mas Didi Kempot, Cita Citata dan Siti Badriah. Yang Saya tunggu jelas penampilan Didi Kempot Penasaran saja kok sekarang comeback  lagu-lagunya. Bahkan kaum millineal menyebut dirinya Sadboys dan Sadgirls sebagai penggemar karyanya.

Sebagai orang Solo pinggiran, karya Mas Didi kempot sudah tak asing di telingaku.  Bahkan almarhum Bapak sempat mengoleksi beberapa DVD lagu-lagu Didi Kempot. Setiap hari disetel di kala senggang. Masih terngiang lagu Stasiun Balapan, Terminal Tirtonadi, Sewu Kuto, Cucak Rowo.

Biasanya Bapak mendengarkan sambil baca koran, setelah itu cerita ke Aku. Bahwa Didi Kempot anaknya Pak Ranto Gudel salah satu pemain ketoprak yang sangat populer di Solo. Adiknya Mamik Prakoso pemain Srimulat. "Woalah ternyata mereka keluarga seniman tho Pak." 

Ketika lagu-lagunya berkibar lagi, sudah sepantasnya Beliau mendapatkannya. Yang jadi menggelitik di pikiran Saya, kenapa anak millineal mulai menyukai lagunya sekarang?

Pertanyaan ini Saya lontarkan pada Lantip. Anak ragil Saya. Padahal Lantip paling suka EDM kok beralih tiap hari nyetel youtube maupun spotify Didi Kempot. 

Menurut Lantip, karena Dia tiap hari mendengar lagu-lagu Didi Kempot sering diputar di acara-acara. Baik pas di hajatan, acara Tujuh Belasan, bahkan pernah dalam satu perjalanan naik bus sepanjang jalan ditemani lagunya Didi Kempot. Akhirnya jadi suka. Kalau menurutnya syairnya asyik tapi musiknya cuma kentrang kentrung asyik buat jogetan. 😀

Syair-syair lagu Didi Kempot sudah bercerita sendiri tentang ambyarnya hati karena kekasih yang dicintai pergi . Dan kebanyakan judul lagunya tempat seperti Stasiun Balapan, terminal Tirtonadi, Patai Klayar, dll. Ada  satu lagu yang Saya cukup seneng yaitu Cintaku Sekonyong - konyong koder atau Cocak Rowo. Liriknya lucu bukan yang mengambyarkan hati.

Kalau nggak salah pas Pak Ranto Gudel sakit Didi Kempot juga menciptakan lagu didedikasikan buat Almarhum Bapaknya. Namun sekarang, yang sering diputar di radio atau di televisi lagu-lagu yang mendayu, kisah tentang dikecewakannya hati. Lagu Cidro, lagu Pamer Bojo, Suket Teki, BanyuLangit, Kalung Emas.

Mungkin yang jadi magnet anak millineal karena pernah trending di Youtube maupun di Twitter, banyak yang mau mendengarkan kembali lagunya Didi Kempot. Ndilalah  pas mendengarkan dan nonton di Youtube lagunya, ada yang merasa tersakiti karena ditinggal kekasih. Wis daripada atine Ambyar, mendingan dijogeti wae. Kalung emas atau barang sing pernah dikasihkan pada orang yang dicintai diikhlaskan, ketika mereka lebih memilih yang lain. Donya iku ora ming sesempit godhong kelor aselole. Yuk Dijogeti wae. Kaum Sadboys dan kaum Sadgirls.😀

Minat kaum millineal akan lagunya Didi, Saya saksikan sendiri saat kemarin di acara Telkomcare Kick Festival di Lapangan Rampal Malang. Anak-anak muda sudah berbondong - bondong ke lapangan sejak sore hari, ingin mendapatkan tempat terdepan buat nonton konser Ambyar. Lantip juga nonton konsernya, untuk masuk pemeriksaanya cukup ketat. Ini pertama kalinya Lantip melihat konser Didi Kempot. Dua minggu sebelum nonton konser, tiap hari mendengarkan lagu-lagunya. Alasannya biar nanti lebih asyik joget-joget sudah hapal lagu-lagunya.

 Beberapa penonton ketika mendengar lagu terhanyut bahkan ada yang meneteskan air mata, walau sambil njoget gelengkan kepala. Nggak rugi Didi Kempot nulis lagu sampai menghabiskan waktu dan berapa cangkir kopi yang dihabiskannya, hingga lagunya sampai membuat kaum muda hapal dan joget untuk melupakan sakit hati.

 Moncernya kembali Didi Kempot dan banyaknya tawaran wawancara maupun manggung, semoga Pak Didi kempot selalu dilimpahi kesehatan dan semoga tidak terlalu kecapekan. Selalu menjaga stamina tubuh dan kebangkitan musik campursari di kalangan millineal semoga bukan hanya sesaat. Semoga Pak Didi kempot tetap jadi legenda.