Teruntuk diriku,
Kau adalah wanita kuat dan tegar. Menangislah bila kau temukan hal yang mengecewakanmu. Menangislah bila itu melegakanmu. Tapi menangislah di sepertiga malammu, bukan di depan anakmu.
Karena di sepertiga malam itulah saat yang tepat untuk mengadukan kegundahanmu. Masalah kehidupan ataupun hal yang tak sesuai dengan harapanmu. Mintalah petunjuk pada Allah. Bolehlah kau mengadukan kegundahanmu pada manusia, tapi pilihlah orang yang tepat dan kau anggap dekat.
Hai diriku,
Selalu tersenyumlah walau kau sedang diterpa badai dalam hatimu. Nikmatilah rasa sakit dengan jogetan dan menari dengan kata di laptopmu. Bila itu membuatmu lega. Jangan pernah kau mengadu di akun medsosmu. Kamu tak tahu mana teman yang benar-benar sympathy atau justru mentertawakan umbaran aibmu.
Wahai diriku, yakinlah bahwa dirimu pasti punya kelebihan walau yang terlihat sekarang ini adalah kelebihan berat badan dan kelebihan lemak di beberapa bagian tubuhmu. Yakini saja masih ada sisi baik di diriku. Biarkan orang lain yang menilai apa kelebihanmu itu. Jadilah pribadi yang percaya diri dengan kelebihanmu. Tapi jangan menjadikanmu sombong. Bila masih mempunyai kekurangan, tetap belajar dan perbaiki apa kekranganmu itu. karena sempurna itu harus diupayakan. Walau tak bisa sempurna 100 persen setidaknya 90 persen kau dapatkan kesempurnaan sesuai apa yang ada di matamu.
Janganlah Dirimu sering membandingkan dengan keberhasilan anakmu dengan keberhasilan anak orang lain. Ingatlah, anak mempunyai rejekinya masing-masing. Walau terdengar klise, yakini saja dan jangan lupa selalu mendoakan yang terbaik buat kedua anakmu.
Baca : teruntuk lelaki hebatku
Jagalah lathimu saat marah jangan sampai mengucap hal buruk kepada anakmu. Jadilah seorang Ibu yang bisa mengayomi serta bijaksana. Dan jadi seorang Iu yang bisa berpartner denagn anak. Bahwasannya sebagai orang tua sebaiknya mau menerima kritikan dan masukan dari anakmu.
Bangkitlah ya, jangan gampang terpuruk dan menyalahkan keadaan. Jika ada yang menyakitimu cukup maafkan. Memang sih saat ini susah memaafkan, tapi tekanlah egomu agar hatimu lega dan lapang tanpa beban.
Apa kabar diriku saat ini?
Sudahkah bisa membahagiakan diri sendiri sebelum membahagiakan orang lain? Sudahkah menekan sifat ketidak sabaran menggantinya dengan memperbanyak Istighfar? Bahagiamu adalah bahagia sekitarmu. ertawalah lepas bila mendapatkan sesuatu yang bisa membahagiakanmu.
Hargailah diri sendiri. Terimalah serta maafkan segala khilafmu di masa lampau. Jangan mengulang kesalahan yang pernah kau lakukan di masa lalu. Jadikan pengalaman sebagai pelajaran untukmu.
Usiamu kini sudah kepala 5. Selalu mendekatlah dan tingkatkan takwamu pada Allah. Seimbangkan antara akhirat dan duniamu. Ojok nggolek donya tapi lali sholatmu.
Hai Kamu itu hebat dan kuat. Ketika ada yang mendzolimi bahkan memfitnahmu, sakitmu itu lebih baik diarahkan ke hal positip bukan malah nggosip . Peganglah dan baca Alquran agar tenang dan nyaman.
Jangan lupa ya selalu berbuat baik pada sesama, dan abaikan orang yang menyakiti serta mencibirmu. Mereka hanya tahu permukaannya saja. Tak perlu Kau umbar dalamanmu.
Yuk tertawa dan tekuni hobi untuk hilangkan gndah gulana, siapa tahu dari hobi jadi duit. Dan semoga keberkahan selalu melingkupi keluragmu.
Jagalah kesehatanmu, janganlah kau buat begadang tiap malam. Tubuhmu sudah tak seperti sepuluh tahun yang lalu. Berilah asupan makan sehat dan perbanyak buah-buahan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
Rawatlah wajah dan tubuhmu, bukan hanya dengan air wudhu saja. Ojok embyeh-embyeh nggak terawat bagai tumpukan cucian kotor wajahmu itu.
Sebentar lagi Ramadan, Mungkin ini Ramadan istimewa seperti tahun lalu, karena pandemi tak bisa berkumpul dengan keluarga besar bahkan harus berjauhan dengan suamimu. Cukuplah nikmati dan syukuri apa pun keadaannya. Kadang mengucap syukur cukup mudah namun pelaksanaannya dirimu masih banyak mengeluh.
Terima kasih diriku, kuat, hebat dan tetap semangat menyambut masa depan demi anakmu.
Thanks foor writing
ReplyDelete