Live youtube bersama KBR |
Pernah dengar tentang penyakit kusta ? Jaman dulu di kampungku kalau ada penyandang kusta, seringkali mereka dikucilkan . Jika ada salah satu keluarga yang menyandang kusta, maka akan terdengar bisik-bisik tetangga, "Jangan dekat-dekat dengan keluarga A, nanti ketularan."
Stigma masyarakat bahwa
penyakit kusta merupakan aib atau kutukan masih berlangsung hingga sekarang.
Karena dikucilkan akhirnya kondisi mereka semakin memprihatinkan bahkan ada
beberapa daerah yang masih mendapatkan kendala dalam penanganan pengobatan
. Padahal kusta itu bukan kutukan namun penyakit ini bisa disembuhkan.
Pengetahuan ini
Saya dapat dari siaran KBR pagi kemarin lewat live Youtube tentang Akses
kesehatan inklusif Penyandang Disabilitas dan kusta
bersama Bapak Suwata dari Dinas Kesehatan
Subang.
Dan Bapak Ardiansyah
aktivis kusta/Ketua Per MaTa Bulukumba.
Dengan Host Mbak Ines
Nirmala, acara ini disiarkan langsung via Youtube Berita KBR.
Penanganan Dan Populasi Kusta Di Subang
Menurut Bapak Suwata
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, penyakit kusta merupakan penyakit
menular. Penyandang penyakit kusta bisa mengalami disabilitas ganda yaitu
disabilitas motorik dan sensorik. Di Subang dari tahun 2018 - 2020 masih
ditemukan 28 kasus orang disabilitas karena kusta.
Karena kurangnya pengetahuan masyarakat,serta masih
kurangnya sosialisasi penanganan penderita kusta, dan kehidupan perekonomian
masyarkat masih rendah, maka penderita kusta di Kabupaten Subang meningkat.
Bahkan bagi orang yang pernah
menderita kusta , kehidupannya tersisihkan dari beberapa aspek.
Sedangkan di Bulukumba
Sulawesi Selatan menurut Pak Ardiansyah, gambaran penderita kusta di sini
hampir sama dengan daera lain yaitu karena adanya Stigma dan diskrimiasi yang
tinggi di masyarakat. Sehingga menimbulkan penemuan kasus penderita kusta masih
meningkat.
Upaya Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Bagi Orang Kusta dan
Disabilitas
Berdasarkan pengalaman
Bapak Ardiansyah dalam pendampingan pelayanan bagi penderita kusta di
Bulukumba, mereka belum mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit, namun hanya di
Puskesmas. Padahal petugas di Puskesmas belum bisa memberikan pelayanan secara
maksimal. Dan seharusnya dirujuk ke Rumah Sakit khusus penderita kusta.
Selain itu, penderita
kusta sering disebut kaum yang dipinggirkan, mereka kurang mendapatkan lapangan
pekerjaan, pendidikan, kesehatan dan insfrastruktur lainnya.
Bapak Ardiansyah
merupakan ketua lembaga PerMaTa dimana organisasi ini merupakan organisasi yang
bergerak melakukan edukasi kusta pada generasi muda dan memberikan pemahaman
yang benar tentang penyakit kusta agar terhindar dari stigma masyarakat. Selain
itu juga melakukan advokasi bila ada penolakan terhadap penderita penyakit
kusta. Serta memberikan rasa percaya diri bagi penderita kusta.
Program khusus yang
dilakukan untuk penderita kusta antara lain:
- Melakukan
Advokasi melalui SKPD
Yaitu dengan melakukan
pelayanan pendampingan bagi penderita kusta ataupu yang pernah
mengalami kusta.
- Edukasi
Masyarakat
Dengan cara memberikan
sosialisasi pada masyarakat tentang penyakit kusta. Dan menyadarkan masyarakat
agar mengurangi stigma serta diskriminasi melalui pendekatan dengan perangkat
desa.
- Pengobatan bagi
orang yang kontak erat
- Prioritaskan
pencegahan cacat melalui pengobatan secara dini
- Pemberdayaan orang
yang pernah menderita kusta untuk ditempatan di beberapa sektor lapangan kerja.
Lalu bagaimana
penanganan bagi penderita kusta selama pandemi ini?
Selama pandemi yayasan
PerMaTa memberikan pendampingan dalam hal memberikan fasilitas pengambilan obat
di Puskesmas kemudian
Sedangkan di Kabupaten
Subang penanganannya melalui:
1. Memberikan layanan
kesehatan secara terintegrasi dan kolaborasi
Yaitu melalui kolaborasi
dengan profesional dokter serta perawat yang penah khusus malayani kusta. Mereka
tak enggan untuk mendatangi lokasi dimana terdapat penderita kusta.
2. Meningkatkan skill
petugas kesehatan
3.Memberikan workshop
pelatihan bagi kader pendamping kusta
4. Advokasi pembiayaan
melalui dana desa
5. Pemenuhan kebutuhan
obat - obatan
Selain itu juga diadakan
program prioritas dalam menangani kusta dan disabilitas dengan:
- Mengendalikan dan
mencegah penyakit kusta
-Melakukan pencegahan
kecacatan pada penderita kusta
-Melakukan pemberdayaan
dengan kerjasaa beberapa sektor
-Pengurangan stigma dan diskriminasi
Dari penjabaran ini, makin bertambahlah pengetahuan Saya tentang kusta. Ingat ya kusta bukan kutukan, kusta bisa disembuhkan. Bila ada yang sakit kusta jangan dikucilkan dan tanamkan rasa percaya diri bagi penderita. Berikan layanan inklusi kesehatan dan STOP STIGMA.
Hemm penyandang kusta dan disabilitas memang sangat perlu akses kesehatan apalagi perhatian masyarakat dan pemerintah kurang, tentunya mereka juga membutuhkan dukungan dari masyarakat dan pemerintah.
ReplyDelete