Kamis 27 Juli 2022 , Saya dan adikku Oki ingin sowan Ibu ke Solo dari Yogya. Sebenarnya, pagi Saya sudah sarapan telur dadar, sosis dan spaghetti di hotel. Tapi kok dalam perjalanan, mendadak Oki menawarkan untuk mampir makan soto Bathok di Sambisari. Dengan alasan sekalian mau silahturahmi e rumah Mas Alex, kakak sepupu kami. Dasar perut wong Jowo, kalau belum makan nasi belum kenyang . Ketika ada tawaran sarapan soto ya oke aja. Lupakan perut bergelambir.
Setelah Saya browsing di Google, ternyata soto bathok Pak Katro lagi hits. Kata Mbah Google, pemilik warung saoto bathok ini merupakan pensiunan pegawai hotel. Didirikan pada tahun 2014. Letaknya di tepi sawah.
Begitu masuk ada papan menu sekalian harga . Seporsi soto bathok Rp 6000, bisa memilih soto ayam atau daging sapi.Selain itu ada menu tambahan lauk yaitu sate telur puyuh dan sate usus @1000.Tempe goreng seporsi @5000( berisi sekitar 5-6 potong kecil)
Harganya cukup ramah di kantong bukan? Saya memesan soto daging,sate telur,sate usus dan tempe goreng.
Setelah kita memesan maka akan diberi papan kayu bertuliskan nomor meja.
Kurang lebih 5 menit, menu kami sudah tersaji di meja.Sekalian pelayan memberikan nota.
Di meja tersedia kerupuk kanji putih, sambel bawang dan irisan jeruk nipis.
Oiya begitu masuk di depan juga ada area cuci tangan. Saya pun cuci tangan dulu sebelum masuk ke warung.
Sambil menikmati soto daging yang dihidangkan dengan mangkok terbuat dari bathok, Adikku menghubungi Mas Alex saudara sepupu kami. Alhamdulillah masih bisa ketemu walau sak nyuk. Karena kesibukan beliau. Ngobrol tentang kesehatan dan olah rasa soto bathok. Menurutku soto dagingnya segar, cuma bagiku kurang manis sedikit. Karena Saya penyuka manis.Dan ada rasa rempah dari bumbu dapur seperti laos dan jahe.Kuahnya seger, semangkok berisi nasi, taburan taoge , seledri dan irisan tipis daging sapi.
Dengan harga @6000 per mangkok cukuplah kenyang perutku. Kemarin Saya lihat yang datang ada rombongan keluarga dan mahasiswa .
Ada 2 pilihan tempat duduk yaotu.leseham dengan.tikar dan meja serta kursi kayu. Saya memilih di meja dan kursi kayu, samping tempat makan terlihat pafi yang hijau. Sehijau pandangan mataku ketika melihat duit. 😀
Saya jatuh cinta dengan tempenya. Juara bagi lidahku, gurih, delenya krenyes - krenyes garing . Ukurannya kecil - kecil, maka Saya pesan 2 porsi.
Sate ususnya bagi lidahku agak kemanisan ( karena sudah terbiasa dengan masakan Sidoarjo cenderung pesas dan asin).
Sate telur puyuhnya lumayanlah. Pertusuk, berisi 4 telur puyuh.
Mungkin Warung soto ini laris karena murah harganya, terjangkau kantong mahasiswa, serta suasananya asri dan luas.
Dalam hatiku, ini ownernya sudah membuka lapangan pekerja berapa orang. Dari pemberdayaan pembuatan mangkok dari bathok saja pastinya sudah membantu umkm di Yogya.Belum lagi pegawainya banyak. Sungguh mulia sekali beliau.
Pegawainya sat set menyajikan serta ramah. Parkiran luas.
Walau agak masuk, kalau ke Jogja, bisa dibaleni lagi.
No comments:
Post a Comment