Awal bulan Agustus, Suami minta ditemani ke Yogyakarta dalam rangka Raker di kantornya. "Nginepnya di hotel Inna Malioboro, Ma." Bagai dapat durian runtuh, lama tak pergi hanya berdua. Begitu diajak, jiwa anak kecilku bergelora, spontan memeluknya. Maklumlah kami pejuang LDR. Bapak e anak-anak hampir 3 bulan tak pulang. Suamiku pulang ke Sidoarjo, biasanya kalau barengan ada dinas ke Jawa.
Mumpung anak-anak sudah dewasa, sesekali yang-yangan sik. Menikmati sekamar berdua tanpa memikirkan mau masak apa dan urusan rumah tangga. Pas banget momennya ada urusan tanah Waqaf keluarga Ibu di Solo. Jadi sekali merengkuh dayung dua tiga terlampaui.Jadwal yang padat selama 3 hari, ada tiga tujuan kepulangan kali ini. Ikut Raker suami, pergi ke rumah Ibu di Solo, dan ke tukang pijet Pak Udin untuk mijetke tangan Mas bojo yang urat tangannya kalau diangkat ke atas tidak maksimal.
Naik kereta api dari Sidoarjo, turun di satsiun Tugu Yogyakarta. Dari pihak panitia, menyediakan becak berwarna merah dengan tulisan Grand Inna. Tapi Mas Bojo memikih jalan kaki saja. Yo wis nurutlah.Padahal kaki sebenarnya terutama bagian dengkul sudah nyut-nyutan. Jarak antara stasiun Tugu dan hotel kira-kira 10 menit dengan jalan kaki. Ketika lewat gudeg Yu Jum yang berada di stasiun, akhirnya mampir dengan niat makan siang. Sampai di warung, pelayan ngomong, nasinya habis. Baik, mari lanjut jalan ke hotel, kalau sekalian menempatkan barang . Baru keluar lagi buat makan siang.Eh teryata sampai di hotel, kamar belum siap. Masih menunggu sekitar 2 jam.
Baiklah, mari kita lihat beberapa sentra kuliner terdekat yang bisa dieksplore sekitar hotel Grand Inna, selain gudeg Yu Jum.
Letaknya yang strategis berada di pojokan jalan Malioboro, membuat mudah untuk cari makan sambil jalan. Sebenarnya ada beberapa tempat makan di dekat dengan hotel, tapi kemarin Saya hanya sempat mencoba 3 tempat saja yaitu di Garuda Cafe, Angkringan Kopi Jos Pak Agus, dan lesehan di Teras Malioboro
Garuda Cafe Hotel Grand Inna Yogya
Perut sudah laper berat, suami ngajak makan di Garuda Cafe. Masih satu lokasi dengan Grand Inna. Tepatnya di South Wing Hotel Grand Inna Malioboro. Ada dua tempat yaitu indoor dan outdoor. Sayadan suami memilih outdoor. Di bawa pohon sambil menikmati orang berlalu lalang di sepanjang Malioboro. Cafe ini menyajikan menu nusantara. Saya memilih nasi bebek dan suami memilih nasi ayam penyet. Menu semua diracik ala koki hotel.
Cafe dengan tempat duduk bangku kayu. Beada di pelataran Selatan hotel. Minuman yang bisa dipilih, kopi, teh, lemon, atau es degan utuh. Cafe tutup sekitar pukul setengah dua belas malam.
Angkringan Kopi Jos Pak Agus
Malam harinya, jalan menyebrang hotel untuk menikmati angkringan khas Jogja. sambil mengenang jaman masih enom mbiyen. Jalan kaki sekitar 5 menit, makan di Angkringan Kopi Jos Pak Agus. Namanya angkringan, menunya ada beberapa nasi bungkus dan aneka lauk yang bisa dibakar. Seperti sate telur puyuh, bacem tahu dan tempe, sate usus,sodis,aneka bakso ikan,ceker, atau aneka gorengan. Nasi bungkus ada beberapa pilihan, yaitu nasi bakar, nasi kucing, nasi oseng soun babat, nasi oseng usus, dll. Semuanya dibungkus kecil. Kemarin nasi bakarnya @4000, nasi soun babat @4000, aneka bakaran @3000.Sedangkan kopi jos @4000. Minumannya juga bisa memilih yang dingin ya.
Kopi Jos berada di jalan P. Mangkubumi no.5 Sosromenduran Gedong Tengen Yogyakarta.Buka mulai jam 5 Sore sampai jam 12 malam.
Kopi jos terbuat dari bubuk kopi dicampur dengan gula diseduh dengan air mendidih. Nah Khas angkringan di sini, masak airnya menggunakan ceret aluminium. Dan merebus airnya memakai arang. Setelah bubuk kopi dan gula diberi air mendidih dan diaduk rata, baru dituangi areng mongah-mongah. Rasanya, enak ada aroma arengnya.Jadi unik, penambahan arng panas membuat kopi awet panasnya. Jadi mak sruput ah. Nikmat. Jangankhawatir dengan arang di kopi. Karena arang bisa mencegah racun dan asam lambung katanya.
Lesehan Di Teras Malioboro
Lesehan Teras Malioboro ini sebenarnya pindahan dari sekumpulan pedagang kaki lima yang biasa mangkal di trotoar setiap malam. Namun sekarang sama Pemkot diberikan wadah tersendiri di sebelah Hotel Grand Inna. Menu lesehan seperti pada umumnya. Lele goreng, burung dara, ayam goreng, bebek goreng. Tinggal milih dimana kita mau makan. Saat makan kita bisa mendengarkan live musik. Saat Saya makan pemusiknya menyanyikan lagu-lagu Iwan Fals. Saya dan Suami senyum mengingat masa lalu, kami berdua suka lagu Iwan Fals. Maka Saya pun ikut bersenandung kecil menikmati musik sambil menunggu pesanan makanan datang.
Teras Malioboro, bagian depan untuk pedagang baju, kaos atau suvenir sedang di belakang aneka makanan.
Ini pertama kalinya Saya ke Teras Malioboro, semua terrtata rapi.Jadi pedagang kaki lima yang berada di depan toko sudah bersih. Semua dijadika satu di Teras Malioboro ini.
Sebenarnya Saya ingin mampir ke Cafe Loko yang berada di pojok stasiun, namun Suami dan rekan-rekannya mengajak balik ke Hotel untuk mempersiapkan materi keesokan harinya.
Segini dulu ya kulineranku sekitar Hotel Grand Inna Malioboro awal Agustus lalu. Semoga masih diberikan kesehatan dan kesempatan ntuk berkunjung ke kota Jogjalarta dalam kondisi yang menyenangkan dan bahagia.
Lihat foto kota Yogya dengan sepeda ontel rasanya langsung inget filosofis kenangan yang romantis, kota satu ini memang khas banget. Apalagi kalau di Malioboro, jadi pengin ke sana kayaknya kulinernya enak, nih. Terima kasih informasinya!
ReplyDelete